Tiga anak berjalan beriringan
Sedikit saling menyenggol berbenturan
Guyub rukun memenuhi jalan
Menatap kuasa langit beserta bentangan tangan
Tiga anak sedang tertawa hebat
Menatap samar sebab tak terlihat
Hujan mengguyur dengan lebat
Mereka basah, tapi tak tampak lelah
“Kuyup” sebut saja begitu
Sampai ibu mereka berdiri,
“Hai nak, cepat masuk ayo mandi”
Agar tak masuk angin katanya
Padahal ibu adalah si dewasa yang berteriak membenci hujan,
Atas sakit yang ditakutkan
Mantel pelindung yang dikenakan saat perjalanan
Payung yang dibentangkan
Sampai tak keringnya jemuran,
“Kuyup” si dewasa membencinya
Ia lupa satu hal, rahmat semesta dan kuasa-Nya